Category Archives: Pendidikan

SD INTIS School Yogyakarta Berburu Turis


IMG_2525SD INTIS School Yogyakarta telah menyelenggarakan acara berburu turis yang diadakan di Candi Prambanan Yogyakarta pada hari Senin (28/3). Acara ini merupakan acara tahunan bagi SD INTIS School Yogyakarta yang bertujuan untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris siswa khususnya dalam berbicara dengan turis asing. Acara berburu turis ini biasa dikenal dengan ‘Tourist Hunting Event’. Berlangsungnya acara ini dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan di masing-masing kelompok didampingi oleh dua orang educator sebagai pemandu. Pada pukul 08.30 WIB acara dimulai dengan briefing di depan pintu masuk candi. Seusai briefing, masing-masing kelompok dipersilakan mengelilingi pelataran Candi Prambanan, mencari turis asing untuk dijadikan sebagai narasumber dalam berbincang menggunakan bahasa Inggris. Mr Zen sebagai salah satu pemandu Tourist Hunting Event mengatakan, “Siswa sangat antusias dalam berburu turis karena siswa menganggap event ini sebagai ajang kompetisi untuk mendapatkan turis sebanyak-banyaknya untuk diwawancarai. Kelompok yang mendapatkan turis terbanyak akan menjadi pemenang. Mereka sangat percaya diri dalam bercincang dengan para turis.”

Tanpa Pamrih


kubantu teman

Hari ini saya belajar dari murid saya yang satu ini. Ia tanpa pamrih membantu temannya menalikan sepatu. Ia begitu sigap begitu melihat temannya kesulitan menalikan sepatu. “Nak, semoga kelak engkau jadi orang dermawan yang hanya selalu mengharapkan ridha Allah SWT, aamiin..” 🙂

Orang Dewasa Tidak Adil!


Hari ini saya menegur beberapa murid saya yang melanggar aturan sekolah, yaitu harus memakai sandal atau sepatu ketika bermain atau berada di area play ground. Tak seperti biasanya. Ketika saya minta mereka untuk membaca istighfar karena pelanggaran tersebut, ada salah satu murid saya yang berkaca-kaca, lalu menangis menyendiri. Tiba-tiba ia mendatangi saya dengan muka marah, matanya  memerah, mengeluarkan air mata, tangannya mengepal di samping badan, lalu berkata dengan nada tinggi, “Orang dewasa tidak adil! Mengapa orang dewasa selalu menghukum anak-anak yang melanggar aturan, sementara kalau orang dewasa yang melanggar aturan, mereka tidak diberi hukuman yang sama?!” Saya pun terdiam, kaget mendengar kata-kata tajam meluncur dari murid saya yang satu ini. Ia selama ini saya kenal sebagai anak yang cute, ceria, dan lucu, ternyata bisa semarah ini dan mengeluarkan kalimat yang sangat menohok. Lalu murid saya itu saya ajak ngobrol dan berakhir dengan kesepakatan bahwa orang dewasa yang ada di sekolah juga harus saya minta istighfar ketika melanggar aturan tidak memakai alas kaki di area play ground.

Setelah saya renungkan, ada benarnya juga kata-kata murid saya itu.. kadangkala kita sebagai orang dewasa menuntut anak disiplin, sementara diri kita sering membuat permakluman atas kesalahan yang kita perbuat. Padahal, perbuatan kita menjadi contoh bagi anak-anak dan murid-murid kita. Astaghfirullaah.. Terima kasih muridku, kau telah memberikan secercah cahaya untuk evaluasi diri gurumu yang banyak berbuat salah ini. Semoga kelak engkau menjadi pelita bagi kegelapan di manapun engkau berada, aamiin..

 

Bercermin pada Anak-anak


ImageMenjadi educator (pendidik) di sekolah dasar bak bercermin pada sebuah cermin besar yang jernih. Perilaku, tutur kata, sikap, dan tingkah laku kita diawasi secara detail oleh para murid. Mereka begitu cermat dan detail dalam mengamati dan begitu berani dalam mengingatkan. Tak ada ewuh pekewuh, kalau salah dibilang salah, kalau benar dibilang benar. Sungguh anugerah besar nan indah bisa berinteraksi dengan anak-anak. Kesabaran kita diuji oleh ALlah melalui mereka. Sejauh mana kita mampu bersabar dalam menghadapi tingkah polah mereka yang tak terduga. Apakah kita tetap sabar atau menyerah pada keadaan? Ya, kinilah saatnya untuk muhasabah diri setiap hari.. BismiLlaah 🙂 Semoga ALlah meridhai..

Wahai Guru, Menulislah!


Semua orang, tanpa kecuali, memiliki pengalaman hebat dalam hidup. Masalah yang paling mudah kita tulis adalah apapun yang kita yakini, kita alami, dan kita rasakan.

Manfaat terbesar dari menulis yaitu “mengikat” momen-momen mengesankan dalam hidup. Bagi guru, menulis dapat bermanfaat untuk banyak hal. Menulis catatan harian secara konsisten merupakan hal yang paling mudah dilakukan. Pengalaman terbaik dan drama hidup menggetirkan menjadi guru, dapat ditumpahkan di catatan harian. “Keeping your own teaching journal is one strategy for stimulating reflection and self-evaluation” (Elizabeth F. Shores & Cathy Grace, 1998).  Baca lebih lanjut

Desain Sekolah Unggul Berkarakter


Di tengah karut marutnya pendidikan formal di Indonesia, diperlukan upaya yang sangat serius untuk membenahi kondisi. Bukan hanya menyalahkan keadaan tanpa berbuat apa-apa, namun perlu solusi terbaik untuk membawa perubahan menuju masa depan bangsa yang lebih cerah. Berikut ini saya paparkan desain sekolah unggul berkarakter yang saya dapatkan dari mentor saya dalam dunia pendidikan, Bapak Bambang Setiyo Anggrayanto. Semoga dapat memberikan pencerahan untuk dunia pendidikan di Indonesia.. Baca lebih lanjut