Innalillaahi wainna ilaihi raaji’uun.. Sehari yang lalu, kita dikejutkan oleh dua peristiwa kecelakaan lalu lintas di jalan tol yang merenggut nyawa sepasang seniman muda dan juga Dekan Fakultas Peternakan UGM. Semoga almarhum dan almarhumah diterima amal kebaikannya, diampuni kesalahannya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran. Aamiin yaa rabbal aalamiin..
Jalan tol merupakan salah satu pilihan favorit para pelaku perjalanan dengan kendaraan darat untuk menuju lokasi yang ingin dicapai dalam waktu yang cepat. Waktu yang bisa dihemat sekian jam dibandingkan melalui jalan biasa. Namun ternyata, jalur tol ini membuat para pengemudi sering terlena dalam memacu kendaraannya hingga melewati batas kecepatan yang diizinkan. Akibatnya, ketika terjadi lakalantas di jalan tol seringkali berakibat sangat fatal, yakni merenggut nyawa korbannya. Tentu hal ini menjadi warning (peringatan) bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam melewati jalan tol. Sepanjang jalan tol, pengelola sudah memasang rambu batas minimal dan maksimal kecepatan kendaraan yang diizinkan. Rambu lalu lintas itu pun tentu dibuat dengan memperhitngkan konstruksi tol yang dibangun. Tujuannya tidak lain agar pengguna jalan tol dapat selamat dalam perjalanan. Sudah sepatutnya kita mematuhi rambu lalu lintas yang sudah tersedia demi keamanan dan kenyamanan kita dan sesama pengguna jalan.
Berangkat dari kedua peristiwa tersebut, dalam tulisan ini saya ingin mengulas tentang adab-adab ketika melakukan perjalanan. Dengan tulisan ini, bukan berarti saya sudah sempurna adab-adabnya dalam perjalanan, namun justru sebagai pengingat diri saya pribadi agar bisa melakukan perjalanan yang lebih beradab. Semoga tulisan juga bermanfaat untuk para pembaca sekalian. Aamiin..
Ketika hendak melakukan sebuah perjalanan, apa saja yang perlu kita perhatikan?
Pertama, hendaknya kita niatkan bahwa tujuan perjalanan kita adalah untuk kebaikan, bukan untuk kemaksiatan ataupun kemungkaran. Ketika niat kita sudah benar dan lurus, seandainya dalam perjalanan terjadi sesuatu yang menimpa kita, maka in syaa Allah kita sedang berada dalam ketaatan kepada Allah. Bila Allah menakdirkan kita dijemput malaikat Izrail, in syaa Allah kita dalam keadaan husnul khatimah.
Kedua, sebelum memulai perjalanan, usahakan selalu memanjatkan doa dengan khusyu’ agar kita diberikan kelancaran dan keselamatan dalam perjalanan. Ada dua doa yang sering saya baca ketika hendak melakukan perjalanan dengan kendaraan. Doa yang pertama berbunyi, “Bismillaahi tawakkaltu ‘alallahi laahawla walaa quwwata illabillaah.” Kemudian dilanjutkan membaca doa naik kendaraan yang bunyinya, “Subhanaanalladzii sakhkharralanaa haadza wamaakunnaa lahuu mukriniina wainna ilaa rabbinaa lamun-qaalibuun.”
Ketiga, selama dalam perjalanan, hendaknya kita selalu berdzikir kepada Allah. Tujuannya apa? agar Allah ridha dengan kita. Dengan banyak membaca istighfar, in syaa Allah membuat dosa-dosa kita diampuni oleh Allah. Atau karena perjalanan (safar) ini adalah salah satu saat makbulnya doa, maka akan lebih baik jika selama dalam perjalanan, selain berdzikir, juga kita panjatkan doa sebanya-banyaknya. Siapa tahu, Allah mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan kepada-Nya selama dalam perjalanan.
Keempat, hindari berbuat maksiat. Berbagai perbuatan maksiat yang berpotensi terjadi sekuat tenaga kita hindari agar jangan sampai terjadi. Apa contohnya? Melihat aurat lawan jenis yang bukan mahram kita. Ketika kita tidak sengaja melihat aurat yang terbuka atau tersingkap, sebaiknya kita palingkan pandangan kita seraya diikuti kalimat istighfar dan mendoakan agar orang yang menampakkan aurat tersebut bertaubat dari memamerkan auratnya. Ketika kita perjalanan bersama-sama, maka hindari melakukan ghibah atau menggunjing orang lain. Ketika bermedsos, unggah postingan yang mengajak kepada kebaikan.
Kelima, jika waktu shalat tiba segera tunaikan shalat. Jika memungkinkan kita berhenti di tempat shalat, segera kita cari tempat shalat dan melaksanakan shalat jamak qashar (dzuhur-ashar atau maghrib-isya’). Namun jika tidak memungkinkan berhenti, kita bisa bertayamum dan menunaikan shalat di dalam kendaraan.
Keenam, jangan membuang sampah sembarangan. Jika dalam perjalanan, kita menghasilkan sampah, maka sebaiknya sampah tersebut disimpan dulu di wadah khusus untuk sampah. Ketika kita sudah tiba di lokasi tujuan, barulah sampah tersebut kita masukkan ke tong sampah. Saya sering melihat penumpang kendaraan yang membuang sampah sembarangan di jalan. Hal tersebut sungguh perbuatan yang sangat tidak patut dilakukan karena dapat mencemari lingkungan. Bisa jadi sampah tersebut terhanyut oleh air hujan, terbawa arus sungai hingga ke laut dan mencemari laut.
Ketujuh, semaksimal mungkin kita patuhi rambu-rambu lalu lintas sepanjang perjalanan yang kita lalui. Rambu-rambu lalu lintas dibuat dengan perencanaan yang matang demi keselamatan para pengguna jalan. Melanggar lalu lintas dapat membahayakan keselamatan kita sendiri dan keselamatan pengguna jalan yang lain. Selain itu, jika kedapatan oleh polisi kita dapat ditilang atau ddenda. Rugi kan?! Daripada untuk bayar denda, lebih baik uangnya untuk sedekah. Iya kan?!
Kedelapan, jika sudah sampai tujuan, jangan lupa bersyukur dengan mengucapkan tahmid, alhamdulillah.. Allah telah memberikan keselamatan kepada kita dalam perjalanan.
Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. Wallaahu a’lam bishawab.